11 Desember 2012
3. Lulus SMA
Pagi yang cerah dikota tercinta aku dikejutkan dengan suara mengaung didepan pintu kamar yang terdengar sampai menusuk ke jantung ini yang gak asing lagi teliga ku RRiifnaldiii.....suara ibunda tercinta mebangunkan aku kalau tibanya waktu shalat shubuh. Aku pun cepat bergegas untuk beres-beres kamar, shalat dan berangkat ke sekolah. Perasaan bimbang pada saat memutuskan untuk berangkat ke sekolah, karena yang selalu ada dipikiran ku.
aku lulus gak ya ??
kalau lulus aku masih bisa ketemu sama sahabat-sahbat ku gak ya ??
masih bisa ketemu sam si Chaca gak ya ??
Kalau mank benar-benar lulus, kuliahnya dimana ya ??
waduh mank otak ini serasa pengen pecah karena ketakutan akan semua itu. Ibu ku pun menyapa,
Ai kenapa belum berangkat juga ?,
iya bu, ini gi siap-siap. Beliau menghampiriku lalu berkata, gak usah takut dengan apapun tetap tawaqal aja sama Allah, kamu pasti diberikan yang terbaik Amin. Sekali lagi do'a ibunda terjawab untuk anak tercinta, aku pun lulus. tapi pikiran itu masih menyelimutiku karena aku bakal kehilangan teman-teman dan dia.
pada saat acara coret menyoret, tradisi turun temurun bangsa ini pada saat merayakan kelulusan dengan memberikan kenangan di seragamnya maupun ke seragam temannya dengan sebuah tanda tangan atau nama mereka. Di acara ini aku cukup bangga dengan salah satu tulisan yang berwana hijau yang dituliskan Chaca diseragam ku. aku cukup senang samapi-sampai itu seragam gak bakaln aku cuci sampai kapan pun, karena itu mengingatkan ku pada saat acara kelulusan itu.
Malam Promnight, gimana itu merupakan salah satu acara malam untuk merayakan kelulusan. Disitu aku merasa galau karena Chaca gak bisa hadir pada malam itu ya ampun sedihnya. Mulai dari malam itu aku gak ketemu dia lagi selama seminggu, sampai-sampai aku bingung gimana caranya agar aku bisa melihatnya lagi atau melihatnya untuk terakihir kalinya, karena seminggu lagi dia kan melanjutkan kuliahnya di salah satu universitas negeri di bogor.
Setiap hari aku hanya memacu kuda hitam ku (Supra X) hanya mengelingi komplek rumahnya hanya berharap bisa melihatnya, tapi semua sia-sia gak ketemu juga. Ternyata Allah punya rencana dibalik semua itu, aku dan dipertemukan di bandara babullah, disitu aku cuman bisa berharap bisa memberikan do'a dan motivasi ke Chaca. Tak disangka, sku bisa memeluknya untuk pertam kali sambil mengatakan hati-hati Cha jaga kondisi disana dan lakukanlah yang terbaik ya, rasanya gak tahan untuk mencucurkan air mata ini. mending aku beranjak pergi agar bisa merelakannya pergi, karena ku tak sanggup.
Sehari setelah kepergiannya Chaca ke kota hujan, aku selalu bingung gimana caranya agar bisa dekat dengan nya. Selalu aja ada kemudahan jika ada kemauan, aku memutuskan untuk menghubunginya, menanyakan kabar dan gimana dengan kehidupannya yang baru di kota hujan itu. dia merespon dan kita saling smsan. Ada yang membuat aku terkejut dengan kata-katanya tentang aku selama ini di mata dia, ternyata dia sayang aku lebih dari seorang teman tapi dia tak minta untuk kita jadian. Mata berkilau, hati gembira bahwa ini poin Pplus untuk ku agar bisa menyayanginya lebih dari seorang teman. Aku pun memutuskan untuk mencurahkan perasaan aku yang sesungguhnya bahwa aku juga sayng sama dia. Tepat pada tanggal 24 kita memutuskan untuk menyatukan hati kita berdua untuk saling mencintai.
dari semua itu aku yakin, jangan pernah berhenti untuk bermimpi, karena dengan mimpi kita bisa mewujudkan impian yang kita inginkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar